nulebak.or.id - Kiai Ahmad Barowi, ketua Tanfidziyah Majelis Wakil Capang (MWC) Nahdlatul Ulama (NU) Pakis Aji Jepara ikut prihatin dalam kondisi menjelang pesta demokrasi april mendatang yang potensi mengundang konflik. Ia mengajak warga nahdliyyin untuk tetap cerdas dan mengontrol diri agar tidak terjebak dalam pusaran konflik.
Hal itu diungkapkan dalam penyampaian sambutan saat idaroh Syuriyahan MWC NU Pakis Aji Jepara yang digelar di musholla Nurul Huda dukuh Gronggong, desa Tanjung, kecamatan Pakis Aji, kabupaten Jepara selasa malam (5/3/19).
Ia menyampaikan, warga NU tidak perlu memaksa-maksa dan marah kepada orang lain dalam persoalan agama. Nahdliyyin hidup dan bermasyarakat di negara Indonesia yang memiliki Pancasila.
“Biarlah yang Islam tetap Islam dan yang Budha tetap Budha, Semua harus hidup rukun dan damai. Nek mekso-mekso dadine ora bener, ngko malah dipisohi Pancasila (jika memaksa itu tidak benar, nanti malah dimarahi Pancasila-red)” katanya.
Selain itu, menghadapi masa pemilu 2019 ini, kiai asal desa Bulungan itu berharap warga nahdliyin tetap waspada terhadap berbagai macam permasalahan dan konflik serta tidak boleh terpecah belah.
Dalam forum warga nahdliyin tingkat kecamatan itu, kiai Barowi juga mengajak masyarakat agar tetap dalam garis dan haluan Nahdlatul Ulama, mengingat saat ini banyak kelompok yang telah menyerang NU.
“Jangan sekali-kali lepas haluan dari NU. Sekarang banyak kelompok yang ingin meminggirkan NU. Kita berdoa semoga NU mengantarkan kita kepada jalan terbaik,” ungkapnya.
Sementara itu, forum rutinan yang diselenggarakan MWC NU Pakis Aji tersebut membahas kajian kitab kuning yang dibagi dalam dua termin. Pertama kajian kitab Taqrib yang bernuansa fiqhiyyah, dibacakan oleh kiai Miftahus Sururi. Kedua kajian kitab Tanwirul Qulub bernuansa sufistik yang dibacakan Kiai Mahmudi. Acara berjalan gayeng hingga larut malam, dihadiri ratusan warga yang antusias menanyakan masalah-masalah ibadah dan kehidupan sehari-hari.[Sf/Az]